Jumat, 23 Maret 2012

SOMALIA; SEJUTA KENANGAN YANG HILANG

Oleh: Usaid Fathurrahman

“Maah lapar...,” suara seorang anak balita yang masih kecil terdengar begitu lemah.
“Maaah hauuus...,” tidak  jauh dari posisi anak itu terdengar jeritan tertahan seorang anak balita, meminta seteguk air. Tubuhnya terlihat sangat kurus dan ringkih, tubuh kecil, hitam, dan hanya terbalut kulit tipis tanpa daging apalagi lemak yang membalut tubuhnya. Namun yang ada hanya tonjolan demi tonjolan tulang yang terlihat begitu sangat memprihatinkan.

***

Begitulah sekilas yang diceritakan oleh dr. T. Meaty Fransisca, yang sering disapa dengan Ibu Mae, beliau menceritakan pengalamannya selama dua minggu berada di sana bersama Pak Iqbal Setyarso (ACT) dengan tim MER-C.

S-O-M-A-L-I-A, sebuah negara di bagian Afrika yang saat ini sedang dilanda krisis kelaparan. Masa depan negara itu memang sangat menakutkan, sekitar 640.000 anak Somalia menderita gizi buruk akut. Para ibu yang menyusui bayinya tidak dapat mengkonsumsi gizi yang cukup. Kini ancaman kemusnahan berada di depan mata anak-anak yang menjadi generasi penerus bangsa Somalia ini.

Somalia... bukan sekedar krisis ekonomi, krisis keadilan dan perdamaian internal juga tidak dapat mereka miliki. Pertikaian slalu diintervensi negara-negara lain yang berkepentingan. Sampai perang sipil yang terjadi di Somalia mengakibatkan krisis ini berkepanjangan hingga saat ini. Ketika Somalia terlibat konflik denga Ethiopia pada tahun 1977, Uni Soviet membantu Ethiopia hingga Somalia kalah.

Pada tahun 2006 dan 2009 perang di Somalia kembali meletus, Amerika membacking Ethiopia yang menginvansi Somalia, peperangan berakhir denga penarikan tentara Ethiopia yang berujung kehilangan wilayah serta mengefektifkan kepemimpinan federal sementara Ethiopia. Memasuki abad 21 Somalia berungkali mengalami beberapa masalah lagi dengan masyarakat Internasional akibat aksi pembajakan yang berkembang di negara ini.

Aksi pembajakan di perairan Somalia meningkat sejak perang sipil beberapa tahun silam. Laporan PBB menyebutkan aksi pembajakan di Somalia ini sebagian di sebabkan  karena penangkapan ikan ilegal, penyebab lain banyak perahu asing yang membuang limbah sembarangan di perairan Somalia sehingga berimbas mengakibatkan matinya mata pencaharian nelayan Somalia.

Sahabat... Mereka adalah salah satu bagian dari kita, haruskah kita hanya dapat berdiam diri dan berpangku dagu darinya!? Tidak!

Jawabannya adalah kita harus makin merapatkan barisan untuk bersama mendukung dan membantu saudara kita di sana. Jika tidak dengan materi, fisik, kunjungan, kita bisa membantu mereka dengan menyelipkan doa di setiap salat kita, bahkan memanjatkan doa khusus untuk saudara-saudra kita di sepertiga malam terakhir. Dengan cucuran air mata dan rintihan tasbih semoga Allah swt. berkenan mendengarkan doa-doa kita.

Dahulu, umat Islam pernah mengalami bencana kelaparan pada tahun 18 H di masa Khalifah Umar bin Khaththab ra.. Saat itu beberapa orang Badui terancam nyawanya karena kelaparan dan wabah penyakit. Rakyat dari berbagai kawasan arab berkumpul di Madinah (Ibu Kota Khilafah) untuk mendapat jatah makanan.

Ketika cadangan makanan di Madinah menurun, Umar bin Khaththab ra. menulis surat kepada para wali (gubernur) di Mesir, Suriah, Palestina dan Irak untuk mengirim bantuan pangan, Para Gubernur segera mengirim kafilah yang penuh dengan makan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Umar bin Khattab ra. mengirim pegawainya di rute Irak, Palestina dan Suriah untuk mengambil makanan itu. Segera setelah itu mengirimkan makanan ke wilayah pedalaman. Tindakan ini menyelamatkan jutaan orang dari kelaparan.

Khalifah Umar bin Khattab ra. mengawasi langsung makan para pengungsi di Madinah yang jumlahnya lebih dari seratus ribu orang. Pada awal abad ke 19 H., kondisi mulai membaik. Khalifah dengan serius mengawasi rehabilitasi penduduk yang dipindahtempatkan.

Apa yang dilakukan Khalifah Umar bin Khattab sesungguhnya bisa dilaksanakan oleh kaum muslimin saat ini seandainya umat Islam memiliki Khalifah yang mempersatukan umat Islam. Khalifah akan segera mengirim surat dengan cepat ke wilayah negeri Islam lainnya yang kaya untuk membantu rakyat Somalia. Dengan transportasi dan komunikasi yang lebih canggih saat ini, masalah kelaparan ini akan segera bisa diatasi. Jadi persoalannya, bukanlah persoalan ekonomi, tapi persoalan politik! Wal-Lâhu A’lamu bish-Shawâb...

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes