Bogor – Tahun baru
Hijriah merupakan sebuah momen di mana kita sebagai umat muslim berlomba-lomba
untuk memperbaiki diri, berlomba-lomba untuk mencapai ridho Illahi, dan
senantiasa berusaha untuk menjadi insan yang istikamah dalam menghadapi berbagai
tantangan dakwah yang dewasa ini sedang kita hadapi. Mendengar kata tahun baru
atau seringkali disebut dengan “new year”
saat ini sangat identik dengan perayaan pesta kembang api, hura-hura, dan seluruh
tempat-tempat hiburan berlomba-lomba untuk membuat acara semenarik mungkin untuk menarik minat para penikmat tahun
baru untuk ikut bergabung dalam berpesta pora.
Acapkali kita
seringkali salah mengintepretasikan apa itu tahun baru? Tahun baru dapat kita
jadikan momen untuk muhasabah diri, tapi mengapa saat ini banyak sekali orang
yang hanya sekedar merayakan kedatangannya dan menyambut dengan meriah
kedatangannya tanpa mereka sadari mereka telah melawati satu tahun penuh yang
belum tentu dilalui dengan sebaik-baiknya.
Melihat fenomena
yang terjadi saat ini, maka BIMM (Badan Independen Mahasiswi Matrikulasi) Akhwat
2011 mengadakan acara yang kreatif dan inovatif dengan nama MOCA (Muharram on Colorful Activity) dan mengambil tema
“Explore and Eexpose Our Talent to Be Experienced Teenagers”. BIMM akhwat berusaha
mengemas momen ini untuk menyambut kedatangan tahun baru hijriah dengan
hal-hal baik dan yang lebih
positif.
Acara yang
dimulai pada hari Senin tanggal 28 November 2011 hingga malam puncak tanggal 30
November 2011 berjalan dengan lancar. Kegiatan yang diselenggarakan pun dikemas
secara menarik. Pada hari pertama kegiatan MOCA, dimulai dengan acara workshop
mengenai “Pakaian Syar’i dan Tidak Syar’i” kemudian dilanjut dengan kajian “Etika
Seorang Wanita Muslimah” dengan pembicara Ustadzah Ngatini, salah satu Pembina Akhwat.
Para pengurus
BIMM, dibantu dengan para anggota BIMM yang berpartisipasi dalam kegiatan
tersebut, mensosialisasikan pakaian muslimah yang baik dengan membuat konsep
sebuah drama. Alhasil, para anggota BIMM tak hanya menikmati hiburan yang
disajikan saja tapi mereka pun bisa mengambil ibrah (pelajaran) yang dapat dipraktekan di dalam kehidupan mereka
sehari-hari.
Hari kedua dari
kegiatan ini diadakan pada tanggal 29
November 2011, kegiatan yang diselenggarakan berupa kompetisi antar kelas akhwat yang
diikuti oleh empat kelas dimulai dari kelas A sampai dengan kelas D.
Para mahasiswi sangat
antusias mengikuti acara ini, beberapa lomba sengaja diadakan dengan harapan
akan meningkatkan integritas antar sesama anggota BIMM, pengurus BIMM, maupun
para pembina asrama akhwat. Lomba-lomba yang diadakan adalah
Lomba LCTI (Lomba Cepat Tepat Islam), MTQ, MHQ,
Kaligrafi, Pidato Bahasa Arab, Pidato Bahasa
Inggris, dan Debat.
Dukungan yang datang dari
suporter antar kelas, memberikan semangat untuk setiap perwakilan kelas yang sedang
berkompetisi dalam lomba. Alhasil beberapa kejuaraan mampu mereka raih. Di antaranya:
-
Kelas A berhasil
menjuarai beberapa lomba seperti: Debat, Kaligrafi, MTQ, dan Pidato Bahasa
Inggris.
-
Kelas B berhasil menjuarai Lomba Pidato Bahasa Arab yang diwakili oleh Aisyah Batu Bara.
-
Kelas C berhasil menyambet 2 piala, yakni
kejuaraan LCTI dan Hifdzul Qur’an.
Rabu 30 Desember 2011, Gedung Ibnu Khaldun, adalah puncaknya acara setelah melewati rentetan acara selama 2 hari. Acara ini dihadiri oleh seluruh mahasiswi matrikulasi dan pembina akhwat (Darti, Tini, Zaki, dan Suryani Wulandari). Kegiatan dimulai bakda isya, diisi dengan acara pengumuman para pemenang lomba dan beberapa pemnampilan seni, seperti teater, japanesse klub, nasyid, dan klub tari daerah. Selain itu, ada penampilan pidato bahasa Thailand yang dibawakan oleh Afnan dan Asri, mahasiswi matrikulasi asal Thailand.Acara berlangsung sekitar dua jam dan berakhir pada pukul sepuluh malam.
Melihat ghirah (semangat) yang kuat dan
kesungguhan para mahasiswi dan seluruh pengurus BIMM hingga membuat Azzahra
Hidayat (Ketua BIMM Akhwat angkatan 11) berdesis kagum, “Subhanallah aku jadi
semangat melihat antusias anak-anak dan kinerja seluruh pengurus.” Terangnya.
Maka dari itu mari
kita sambut tahun baru hijriah dengan bermuhasabah, tidak untuk merayakannya
karena pada dasarnya semua hari dan bulan adalah sangat berarti bagi setiap
muslim jika hari-harinya dilalui dan diiringi oleh ibadah yang ihsan.
Koresponden
Matrikulasi: Adita Dyah Asokawati
0 komentar:
Posting Komentar