Mahasiswa lulusan terbaik STEI Tazkia dan peraih reward umrah gratis
Senyum manis
terkulum indah dari wajah seorang pemuda kelahiran Garut 4 Juli 1990 itu ketika
reporter satunol hendak mewawancarainya. Hilman Fauzi, SEI., adalah mahasiswa
lulusan terbaik angkatan VII STEI Tazkia yang sekaligus mendapat reward Paket
Umrah gratis dari Rektor Tazkia Dr. Muhammad Syafii Antonio berkat prestasinya
tersebut.
Saat
reporter satunol memintanya untuk berbagi proses kesuksesannya, dengan penuh
semangat Beliau bercerita tentang pendidikan yang dimulainya di Pesantren Darul
Arqom. Awalnya, Hilman kecil adalah seorang bocah pendek, hitam dan dengan
segala keterbatasan fisik yang dimilikinya. Kondisinya yang seperti itu
dijadikan bahan hinaan dan ejekan oleh teman-teman sebayanya, bahkan dia sempat
merasa tidak nyaman nyantri di Pesantren tersebut.
Saat di
pesanten pula, Hilman ditinggal wafat oleh ayah tercintanya. Gurat-gurat
kesedihan menjadi mimik hilman setiap hari. Namun di sisi lain, berpulangnya sosok
ayah bagi Hilman dijadikannya sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik dengan
keinginan untuk membanggakan Ibu dan saudara-saudaranya. Dan, ketika dia
menduduki bangku SMA, tekadnya mulai terlihat saat dinobatkan menjadi ketua
Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM).
Dalam proses
pendidikannya, Hilman muda sempat iseng-iseng mengikuti tes ke Amerika dengan hanya
bermodal keberanian dan tekad yang kuat. Singkat cerita, Hilman pun diterima
oleh universitas tersebut. Kabar gembira itu Hilman beritakan ke seluruh warga
kampungnya, tapi rupanya takdir Tuhan berkata lain, disebabkan beberapa hal Hilman
harus menerima bahwa dia bisa mengenyam pendidikan di Negeri Paman Sam tersebut.
Dengan menahan segala rasa malu, Ia lanjutkan hari-hari seperti biasa sebagai santri
di pesantren Darul Arqom.
Gagal
menjadi pelajar di Negeri Paman Sam, Hilman diberkati sebagai siswa yang
mengikuti program pertukaran pelajar dengan Negeri Sakura, Jepang. Empat bulan
dilaluinya di Negeri tersebut.
Sepulangnya
dari Negeri Samurai, Hilman langsung dihadapi dengan ujian nasional. Seusai ujian
nasional, datang berbagai tawaran dari universitas bergengsi di tanah air.
Hilman memilih Universitas Muhammadiyah Solo dan Tripoli University (Libya), selain
mengikuti dua seleksi tersebut dia juga mengikuti SPMB dengan memilih UNILA
kedokteran sebagai pilihan pertama dan Hubungan Internasional di Uneversitas
Indonesia. Hasilnya, Hilman lolos di semua seleksi yang diikutinya. Namun setelah
berdiskusi dengan ibu beserta saudara-saudarannya dia memilih Tripoli
University sebagai labuhan pendidikannya.
Setelah
berita kelulusan Ujian Nasional, ada jeda waktu cukup lama sebelum
keberangkatannya ke negeri Muammar Qaddafi tersebut. Dalam masa penantian itulah
datang sebuah tawaran beasiswa dari STEI Tazkia. Bersama kakanya, Hilman
menyambangi kota hujan tersebut dan mengikuti serangkaian tahap seleksi di STEI
Tazkia. Hilman lulus dengan memperoleh beasiswa penuh plus uang saku.
Setelah tiga
bulan mengenyam pendidikan di Tazkia, tiba-tiba pihak dari Tripoli datang untuk
membawa Hilman ke Libya. Akan tetapi Hilman, didorong oleh keinginan ibunya
yang lebih nyaman anaknya sekolah di Indonesia, bersikeras untuk melanjutkan
studinya di Tazkia.
Di kampus
para pejuang ekonom tersebut hilamn mulai menunjukan kelasnya ketika menjabat
sebagai Koordinator Divisi Pendidikan dan Kebahasaan di BIMM (Badan Independen
Mahasiswa Matrikulasi). Salah satu programnya yang sangat sukses adalah Matriculation
Magazine, sebuah majalah dinding untuk semua mahasiswa matrikkulasi.
Semasa ia
menjadi mahasiswa, seabrek kegiatan kemahsisiwaan diikutinya, mulai dari kegiatan
akademik maupun non akademik, bahkan di organisasi di luar kampus Hilman juga
turut aktif. Ajaibnya, pemuda ini memiliki prestasi di hampir semua bidang. Di
bidang olah raga, bujang Garut ini pernah meraih juara ke tiga dalam
prtandingan futsal se-Bogor. Di Progress (Pelopor Gerakan Ekonomi Syariah), Hilman
dinobatkan menjadi ketua divisi kastrat (Kajian Strategis). Di luar kampus dia
mengikuti organisasi kegiatan pemuda Muhammadiyah. Sampai pada akhirnya tahun
2010 Hilman terpilih sebagai ketua KasSEI Progress STEI Tazkia. Sejak menjadi
ketua progress prestasi akademiknya meningkat 4.00, Hilman pernah berkata, “Kalau
nilai kalian turun setelah aktif di Progres, berarti ada yang salah dengan
dakwah kalian.”
Untuk
memotivasi teman-teman mahasiswa lain, Hilman pernah berpesan, “Jangan merasa
kerdil di kampus Tazkia yang kecil, mungkin Allah tidak menakdirkan kita di
kampus yang besar, akan tetapi Allah menakdirkan kita untuk memperbesar kampus
kita yang kecil.”
Dan, 19
November 2011 menjadi hari yang sangat bersejarah dalam hidupnya. Ia mendapat
penghargaan sebagai mahasiswa terbaik dengan empat kategori, yaitu IPK, prestasi
luar kampus, keaktifan organisasi, Tahfidz, dan bebas dari komdis. Berkat
prestasinya itulah, Hilman mendapat reward Umrah Gratis.
“Pada dasarnya, setiap manusia diciptakan Allah dalam keadaan serba
kekurangan. Diberi kelebihan untuk mensyukuri pemberiannya. Oleh karena itu
kenalilah diri sendiri dan hargai orang lain dalam hal apapun. Carilah
kelebihan dan manfaatkan kelebihan yang dimiliki. Karna kelebihan akan merubah
menjadi karakter seseorang. Man ‘Arafa Nafsahu ‘Arafa Rabbahu. Beranilah
menyongsong masa depan! Jangan pernah diam! Karena diam tidak akan merubah
nasib kita! (Umys)
0 komentar:
Posting Komentar