REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ide penyatuan zona waktu sebaiknya
kembali dipertimbangkan. Hal ini dikatakan peneliti senior Lapan, Thomas
Djamaluddin. "Mungkin bukan disatukan, tapi disederhanakan. terutama untuk
wilayah Kalimantan yang punya dua zona waktu," ujarnya.
Dengan membagi Indonesia menjadi dua zona waktu, maka waktu Indonesia barat
terdiri atas Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Sedangkan waktu Indonesia timur
adalah Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Hal ini merujuk pada
rumusan zona waktu ideal. Thomas mengatakan, dengan rumusan ini zona waktu
dalam satu wilayah sebaiknya sama. Selain itu zona waktu yang digunakan
sebaiknya tidak menentang jam matahari. "Kalimantan dimasukaan dalam WIB
supaya tidak terlalu jauh dengan jam matahari," katanya.
Idealnya indonesia memang memiliki tiga zona waktu. Hal ini didasarkan keadaan
astronomis indonesia yang terbentang dari 95 sampai 141 bujur timur. Dengan
asumsi satu jam berbeda 15 derajat, maka indonesia terbagi menjadi tiga zona
waktu. Namun, pada aplikasinya hal ini tidak meningkatkan kepraktisan.
Terlepas dari zona yang dipilih, Thomas menyarankan agar hal tersebut
benar-benar dipertimbangkan. "Zona apapun yang digunakan, perlu kajian
secara komprehensif. Jangan dari aspek tertentu saja (parsial). Semua aspek
yang mungkin terpengaruh misalnya sosial, politik, dan ekonomi. Jangan lupa
mempertimbangkan juga aspek fisis jam mataharinya. Hal ini berhubungan dengan
jam biologis manusia," katanya.
Dengan membagi Indonesia menjadi dua zona waktu, maka waktu Indonesia barat terdiri atas Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Sedangkan waktu Indonesia timur adalah Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Hal ini merujuk pada rumusan zona waktu ideal. Thomas mengatakan, dengan rumusan ini zona waktu dalam satu wilayah sebaiknya sama. Selain itu zona waktu yang digunakan sebaiknya tidak menentang jam matahari. "Kalimantan dimasukaan dalam WIB supaya tidak terlalu jauh dengan jam matahari," katanya.
Idealnya indonesia memang memiliki tiga zona waktu. Hal ini didasarkan keadaan astronomis indonesia yang terbentang dari 95 sampai 141 bujur timur. Dengan asumsi satu jam berbeda 15 derajat, maka indonesia terbagi menjadi tiga zona waktu. Namun, pada aplikasinya hal ini tidak meningkatkan kepraktisan.
Terlepas dari zona yang dipilih, Thomas menyarankan agar hal tersebut benar-benar dipertimbangkan. "Zona apapun yang digunakan, perlu kajian secara komprehensif. Jangan dari aspek tertentu saja (parsial). Semua aspek yang mungkin terpengaruh misalnya sosial, politik, dan ekonomi. Jangan lupa mempertimbangkan juga aspek fisis jam mataharinya. Hal ini berhubungan dengan jam biologis manusia," katanya.